PELAKUFIRMAN. Dalam perjalanan menuju ke Yerusalem, seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus tentang apa yang harus diperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal (bdk. Luk 10:25). Ahli Taurat ini tentu saja tidak menanyakan sesuatu yang tidak diketahuinya, namun ia ingin mencobai Yesus dan mendengar penjelasan-Nya.
Daftar isiAbstrak1. Pendahuluan tentang cara berdoa yang baik dan benar2. Bagaimana cara doa terkabul? Apa mekanismenya? Siapakah yang membuat doa-doa kita terkabul? Bagaimana cara doa-doa terkabul?3. Kapankah doa-doa kita bisa terkabul?4. Apa yang menentukan efektivitas terkabulnya doa seseorang? Tingkat kesadaran spiritual dan terkabulnya doa seseorang5. Bagaimana posisi dan cara berdoa yang baik dan benar? Cara berdoa yang benar – Postur tangan berdoa mudrā tahap Cara berdoa yang benar – postur tangan berdoa mudrā tahap Posisi berdoa yang benar dengan kepala Cara berdoa yang baik – penuh emosi Apakah setiap kali berdoa kita harus melakukan cara berdoa yang baik dan benar tersebut? Perbandingan efektivitas dari posisi-posisi tangan berdoa6. Ringkasan poin-poin penting cara berdoa yang baik dan benar Abstrak Pada artikel ini kami memberikan gambaran tentang bagaimana mekanisme terkabulnya doa. Ada dua jenis doa yaitu – doa untuk keuntungan duniawi dan doa untuk pertumbuhan spiritual. Dengan demikian, doa terkabul oleh aspek–aspek KeTuhanan yang berbeda. Penelitian spiritual telah menunjukkan bahwa bahkan energi negatif/hantu pun dapat membuat doa kita terkabul, untuk merugikan kita! Tingkat spiritual seseorang adalah faktor paling penting dalam memastikan apakah doa seseorang akan dikabulkan. Doa untuk perdamaian dunia, meskipun suatu pemikiran yang mulia, kemungkinan besar tidak akan terkabul karena kurangnya tingkat spiritual dari umat yang berdoa. Berkebalikan dengan itu, orang-orang yang sungguh dapat memberi efek perubahan melalui sebuah doa adalah Orang-orang Suci, tetapi Mereka sudah merasa tidak ada perlunya lagi berdoa karena Mereka telah benar-benar sejalan dengan kehendak Tuhan YME dan tidak lagi melihat kehendakNya sebagai terpisah dari kehendak mereka sendiri. Terakhir, postur sikap doa juga memberikan kontribusi terhadap terkabulnya doa. 1. Pendahuluan tentang cara berdoa yang baik dan benar Ketika menghadapi situasi-situasi sulit yang tidak dapat diatasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti hilangnya barang berharga, penyakit yang tidak dapat sembuhkan, masalah besar keuangan, dll, orang berdoa kepada Tuhan atau kepada suatu aspek dari-Nya, yang juga dikenal sebagai dewa-dewi. Ini adalah doa-doa dengan pengharapan materi atau duniawi. Para pencari spiritual/Tuhan seeker, yang fokus utama dalam hidupnya adalah pertumbuhan spiritual, juga berdoa secara teratur kepada Tuhan tidak hanya dalam situasi sulit saja tetapi juga dalam segala situasi sehari-hari. Doa-doa tersebut bagaimanapun, adalah bukan tentang harapan duniawi tetapi tentang pertumbuhan spiritual dan juga dapat dikatakan sebagai bagian dari latihan spiritual bagi mereka. Artikel ini menjelaskan mekanisme bagaimana kedua jenis doa tersebut terkabul. Untuk memahami artikel ini dengan lebih baik silahkan membaca artikel kami lainnya Definisi Arti dari doa Apakah perbedaan antara doa dengan suatu harapan ekspektasi dan tanpa harapan? Adalah penting untuk dicatat bahwa ketika terjadi masalah atau kesulitan dalam hidup, akar permasalahnya bisa berasal dari fisik, mental atau spiritual. Penelitian yang dilakukan oleh SSRF menunjukkan bahwa hingga 80% dari permasalahan dalam hidup ini memiliki akar penyebab dari alam spiritual. Takdir dan leluhur-leluhur yang telah meninggal adalah dua faktor sangat penting dalam penyebab-penyebab spiritual dari masalah-masalah dalam kehidupan. 2. Bagaimana cara doa terkabul? Apa mekanismenya? Siapakah yang membuat doa-doa kita terkabul? Diagram berikut menunjukkan siapa yang menjawab doa-doa kita sesuai dengan jenis doanya. Umumnya, jenis doa akan berbeda sesuai dengan tingkat spiritual seseorang. Misalnya, seseorang yang berada pada tingkat spiritual 30% akan lebih sering berdoa untuk hal-hal duniawi. Seseorang pada tingkat spiritual 50% akan lebih sering berdoa untuk pertumbuhan spiritual. Dengan demikian, doa dapat dikabulkan oleh berbagai energi tak kasat mata halus di Alam Semesta. Yang menarik dari hal ini adalah bahkan energi negatif pun dapat membuat doa-doa terkabul, baik ketika hal-hal yang merugikan diminta oleh seseorang dan/atau untuk menjebak seseorang agar berada di bawah pengaruh mereka dengan mengabulkan keinginan mereka sebagai umpan. Misalnya, seperti yang ditunjukkan dalam diagram di bawah, di mana seseorang yang berdoa untuk kematian orang lain akan dibantu oleh makhluk halus negatif dari Neraka wilayah ke-4. Doa untuk keuntungan duniawi umumnya dikabulkan oleh dewa-dewi atau energi-energi positif dengan tingkat yang lebih rendah. Doa untuk pertumbuhan spiritual dikabulkan oleh dewa-dewi atau energi-energi positif dengan tingkat yang lebih tinggi. Ketika kita berdoa dengan pengharapan duniawi kepada Tuhan atau dewa-dewi tertentu, seperti meminta pekerjaan atau mengatasi penyakit, seperti yang dinyatakan sebelumnya, doa tersebut akan dijawab oleh dewa-dewi atau energi positif dengan tingkat yang lebih rendah. Mari kita ambil contoh seseorang yang telah berdoa secara intensif untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Jika tersirat dalam takdir orang tersebut bahwa ia harus hidup tanpa pekerjaan selama lima tahun, maka energi positif atau dewa-dewi dengan tingkat lebih rendah dapat membuat doa itu terkabul dengan mendorong periode pengangguran lima tahunnya ke suatu masa nanti dalam kehidupan orang tersebut. Maka dari itu, orang itu masih harus melalui fase menjadi pengangguran. Hal ini karena terlepas dari apa pun, seseorang harus menjalani takdirnya, yang mana hanya bisa diatasi dengan orang tersebut melakukan latihan spiritual Kadang-kadang dewa-dewi dengan tingkatan yang lebih tinggi juga membantu situasi duniawi dari pencari Tuhan YME, jika situasi tersebut menyebabkan hambatan dalam pertumbuhan spiritualnya. Bagaimana cara doa-doa terkabul? Ketika seseorang berdoa dengan baik dan benar, mereka mengingat Tuhan secara intens kuat dan menjalin dialog intim dengan-Nya tentang masalah-masalah yang sangat dekat dengan hati mereka. Menurut hukum tindakan balik, Tuhan juga akan merasa lebih dekat dengan mereka. Doa memiliki kemampuan untuk mengaktifkan prinsip-prinsip dewa-dewi aspek Tuhan YME di Alam Semesta. Frekuensi paling halus dihasilkan ketika seseorang menghaturkan rasa syukur bersamaan dengan doa. Frekuensi-frekuensi tersebut memiliki kemampuan untuk tidak hanya mengaktifkan, tetapi juga menyentuh dewa-dewi tersebut; maka prinsip ke-Tuhan-an diaktifkan lebih cepat. Aktivasi prinsip dewa-dewi aspek Tuhan ini mengakibatkan terkabulnya doa-doa. Para dewa-dewi membuat doa terkabul dengan kekuatan Niatan resolve mereka. Lihat artikel tentang siapakah dewa-dewi itu? Contoh dari doa-doa yang diikuti oleh rasa syukur Tuhan, tolong izinkan saya mendapatkan pekerjaan ini, saya benar-benar membutuhkannya. Tuhan, terimalah syukur saya ini karena telah memberikan saya pemikiran untuk berdoa. Tuhan, izinkanlah saya melakukan semua kegiatan di hari ini sebagai praktik spiritual. Tuhan, saya mengucap syukur di Kaki Suci-Mu karena telah memberi saya pemikiran, dan telah melaksanakan doa ini melalui saya. Doa memikat frekuensi halus tak kasat mata ke-Ilahi-an ke arah orang tersebut dan sebagai hasilnya, Raja-Tama disekitar orang itu pun dihancurkan. Dengan demikian, lingkungan disekitar orang tersebut menjadi relatif lebih sāttvik. Dikarenakan komponen dasar halus/non-fisik Sattva di lingkungan sekitarnya meningkat, pemikiran-pemikiran orang-orang di sekitarnya menjadi berkurang dan mereka juga menjadi sāttvik. Hal ini karena Pikiran dipengaruhi oleh lingkungan eksternal luar. Untuk informasi lebih lanjut tentang tubuh vital dan mental, lihat ke Terdiri dari apakah diri manusia?’ Doa meningkatkan partikel-partikel dari komponen dasar non-fisik Sattva dalam selubung tubuh vital. Ketika kita menghaturkan rasa syukur, partikel-partikel dari komponen dasar halus Sattva dalam selubung tubuh mental meningkat. Dengan demikian, doa yang dilengkapi dengan rasa syukur, menghasilkan purifikasi spiritual dari selubung tubuh vital dan mental. Akibat dari purifikasi spiritual dari selubung tubuh vital dan selubung tubuh mental, impresi – impresi dalam kedua selubung tersebut mulai dihancurkan. Karena berkurangnya impresi – impresi tersebut, pemikiran-pemikiran tentang diri sendiri menjadi minim dan ketertarikan terhadap hal-hal duniawi Māyā pun menurun. Hal ini menyebabkan meningkatnya keinginan untuk menuju Tuhan dan kerinduan untuk bersatu dengan-Nya. Oleh karena kedua selubung tersebut juga dipurifikasikan, maka energi negatif tidak bisa masuk ke dalam tubuh. Lihat artikel tentang Bagaimana pengucapan dan repetisi chanting/dzikir Nama Tuhan YME membantu untuk memurnikan impresi-impresi dalam pikiran kita. Ketika kita berdoa, kita menerima ketidakberdayaan untuk memecahkan permasalahan kita sendiri dan, karena melihat diri secara lebih rendah hati, ego kita pun berkurang. Dengan penurunan ego, ada kenaikan sementara dalam tingkat kesadaran spiritual. Hal ini menyebabkan peningkatan sementara komponen dasar halus Sattva. Selanjutnya, ketika kita menghaturkan rasa syukur, itu membangkitkan kerendahan hati dalam diri kita yang memiliki efek positif lebih besar pada tingkat kesadaran spiritual kita. Oleh karenanya, persatuan/persekutuan kita dengan Tuhan pun meningkat. Kenaikan komponen dasar halus Sattva itu sendiri juga meningkatkan kapasitas kita untuk mengatasi atau menanggung permasalahan yang sedang dihadapi. 3. Kapankah doa-doa kita bisa terkabul? Dalam kehidupan kita, 65% dari peristiwa yang terjadi adalah sesuai takdir. Peristiwa-peristiwa yang ditakdirkan adalah peristiwa-peristiwa diluar kendali/kontrol kita. Silakan lihat artikel tentang Takdir dan tindakan bebas Peristiwa yang ditakdirkan, entah yang baik maupun yang buruk, pasti akan terjadi dalam hidup kita. Peristiwa – peristiwa buruk yang ditakdirkan mungkin dapat berupa penyakit atau sebuah pernikahan yang kandas. Orang biasanya berdoa kepada Tuhan terutama saat kejadian buruk terjadi dalam hidup mereka. Mereka berdoa kepada Tuhan untuk meringankan peristiwa buruk tersebut. Namun, kita menemukan bahwa doa kita tidak selalu dikabulkan. Lihat artikel Takdir sebagai akar masalah spiritual dari kesulitan dalam hidup Jadi apa hukumnya? Kapan doa dapat dikabulkan untuk mengatasi peristiwa buruk yang ditakdirkan sehingga dengan berdoa, peristiwa itu sendiri tidak terjadi atau setidaknya kita terlindungi dari efek buruknya? Aturan praktisnya adalah Jika doa lebih kuat dari intensitas peristiwa yang ditakdirkan, maka doa tersebut yang akan terkabul. Jika intensitas takdir yang lebih kuat dari doa, maka doa tersebut akan terkabul sebagian atau tidak terkabul sama sekali. 4. Apa yang menentukan efektivitas terkabulnya doa seseorang? Faktor-faktor berikut menambah efektivitas terkabulnya doa Tingkatan Kesadaran Spiritual dari orang yang berdoa – semakin tinggi tingkat spiritual, semakin efektif pula terkabulnya doa mereka. Kualitas doa – apakah doa tersebut bersifat mekanikal, tulus, atau dengan emosi spiritual bhāv dari seorang pencari spiritual/ Tuhan. Untuk siapakah orang tersebut berdoa yaitu, apakah untuk diri sendiri atau orang lain – Ketika kita berdoa untuk orang lain, kekuatan spiritual yang dibutuhkan lebih banyak. Semakin besar jumlah orang dalam masyarakat yang dikehendaki untuk terpengaruh oleh suatu peristiwa, maka semakin besar kekuatan spiritual diperlukan untuk mempengaruhi hasil yang diinginkan. Hanya orang- orang Suci Saints dengan tingkatan pencapaian lebih tinggi dapat mempengaruhi perubahan di masyarakat. Ego yang lebih rendah memberikan kontribusi terhadap efektivitas doa yang terkabul. Postur berdoa mudrā apakah yang digunakan oleh seseorang? Ini menjadi faktor utama bagi sebagian besar orang, berhubung faktor-faktor di atas lebih sedikit berpengaruh pada kebanyakan orang dengan kesadaran spiritual rata-rata. Tingkat kesadaran spiritual dan terkabulnya doa seseorang Tingkat kesadaran spiritual dari orang yang berdoa adalah salah satu kriteria utama dalam menentukan terkabulnya doa. Bagi para pencari spiritual/ Tuhan di atas tingkat kesadaran spiritual 60%, doa tidak diperlukan. Mereka bertindak atas emosi/ perasaan spiritual bahwa Biarkanlah semuanya terjadi sesuai kehendak Tuhan.’ Mereka benar-benar mengalami bahwa segala sesuatu dalam hidup mereka terjadi dan disediakan oleh karunia Tuhan. Pikiran mereka terus-menerus dalam keadaan bersyukur kepada Tuhan. Setelah keadaan ini tercapai, maka doa tidak lagi diperlukan. Doa dari orang yang berada di bawah tingkat kesadaran spiritual 30% tidak memiliki pengaruh dan sebaik-baiknya hanya dapat memberi mereka manfaat psikologis saja. Hal ini karena selubung/ selimut dari ego yang terlalu besar bagi doa-doa mereka untuk mencapai prinsip ke-Tuhan-an. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa doa paling efektif bekerja untuk orang-orang yang berada di antara tingkat kesadaran spiritual 30-60%. Lihat artikel Rincian populasi dunia menurut tingkat spiritual’. Dari waktu ke waktu, kita kadang mendapat suatu undangan dari beberapa orang untuk berkumpul dan berdoa bagi perdamaian dunia, atau untuk tujuan mulia seperti pengurangan efek pemanasan global. Dari perspektif hasil nyatanya, hal ini sebaik-baiknya merupakan upaya psikologis saja. Ini terjadi karena peristiwa-peristiwa besar dunia memiliki dasar/ akar spiritual yang kuat dan hanya bisa diatasi oleh upaya-upaya dari insan spiritual yang sudah sangat berkembang seperti Orang-orang Suci dengan tingkatan yang lebih tinggi. Bahkan jika jutaan orang dari tingkat spiritual biasa/ rata-rata berkumpul dan membuat doa yang sama untuk terjadinya peristiwa besar dunia, itu akan serupa dengan jutaan semut-semut yang mencoba untuk mengangkat batu besar. Catatan Beberapa orang mungkin berpikir bahwa jika Orang Suci dapat mempengaruhi perubahan global, maka mengapa mereka tidak mengatur perdamaian dunia atau mengurangi dampak pemanasan global? Paradoksnya adalah bahwa sementara Orang Suci memiliki kekuatan spiritual untuk mempengaruhi peristiwa-peristiwa dunia, mereka memiliki emosi spiritual bahwa hanya Tuhan lah yang tahu apa yang terbaik. Juga, karena mereka berada dalam keadaan sebagai pengamat sākshibhāv’, menurut sifat itu mereka tidak akan ikut campur dalam rencana Tuhan dan sepenuhnya selaras dengan rencanaNya. Mereka memiliki kesadaran sempurna atas rencana Tuhan, bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan takdir individual dan kolektif umat manusia. Peristiwa yang ditakdirkan adalah peristiwa-peristiwa dalam hidup kita yang terjadi karena tindakan masa lalu kita, baik dalam kelahiran ini atau kelahiran kita sebelumnya. Melalui penelitian spiritual, SSRF telah mengidentifikasi dan merekomendasikan posisi tangan berdoa mudrā dan postur tubuh berikut ini, yang merupakan cara berdoa paling kondusif untuk memperoleh energi Tuhan dengan maksimal. Gambar dimensi halus tak kasat mata berikut menunjukkan dua tahap dalam postur tangan berdoa mudrā ini dan apa yang sebenarnya terjadi pada tingkat spiritual ketika seseorang menggunakan cara berdoa ini dengan benar. Cara berdoa yang benar – Postur tangan berdoa mudrā tahap awal Tahap pertama dalam postur tangan berdoa mudrā ini adalah mengangkat tangan seseorang dalam doa dengan ibu jari menyentuh wilayah pertengahan alis atau chakra dahi Ādnyā-chakra pusat energi spiritual di wilayah pertengahan kedua alis dengan lembut. Adalah yang terbaik untuk mulai berdoa setelah kita berada dalam posisi ini. Ketika kita menundukkan kepala kita dalam posisi doa ini, itu membangkitkan emosi spiritual berserah diri dalam pribadi kita. Hal ini, juga akan mengaktifkan frekuensi ke-Tuhan-an yang halus/tak kasat mata dari Alam Semesta. Frekuensi ke-Tuhan-an ini masuk melalui ujung-ujung jari kita, yang akan bertindak sebagai reseptor penerima. Frekuensi ke-Tuhan-an ini kemudian disebarkan ke dalam tubuh kita melalui ibu jari ke chakra dahi. Hasilnya adalah peningkatan energi spiritual positif dalam diri kita, yang membuat kita merasa lebih ringan atau memberikan perasaan lega dari gejala-gejala tekanan fisik atau mental. Cara berdoa yang benar – postur tangan berdoa mudrā tahap akhir Setelah seseorang selesai berdoa, orang tersebut seharusnya mengambil sikap sesuai postur tangan berdoa mudrā tahap kedua seperti ditunjukkan dalam gambar di atas. Ini berarti bahwa sebagai pengganti seseorang menurunkan tangannya dalam doa dengan segera, tangan ditempatkan di wilayah pertengahan dada sedemikian rupa sehingga pergelangan tangan menyentuh dada. Hal ini memudahkan proses untuk lebih menyerap secara keseluruhan Kesadaran Tuhan dari prinsip ke-Tuhan-an. Jadi pada awalnya, Kesadaran Tuhan dari prinsip dewata yang telah memasuki ujung-ujung jari sekarang juga akan dipancarkan ke daerah dada, tempat dari chakra dada/jantung Anāhat-chakra. Sama seperti chakra Ādnyā, chakra Anāhat juga menyerap frekuensi-frekuensi suci sattvik. Dengan menyentuh pergelangan tangan ke dada, Anāhat-chakra diaktifkan dan membantu dalam menyerap lebih banyak frekuensi–frekuensi sattvik. Ketika aktif, Anāhat-chakra membangkitkan emosi spiritual dan pengabdian dari seorang pencari Tuhan. Dalam tahap kedua dari posisi tangan berdoa mudrā ini, seseorang seharusnya menjadi mawas diri introspektif dan merenungkan pengalamannya ketika berada dalam hadirat Tuhan. Poin-poin yang perlu diperhatikan dalam cara berdoa yang baik dan benar Tubuh harus menunduk dan tidak tegak. Jari-jari harus sejajar dengan dahi. Jari-jari harus tidak kaku, namun rileks. Jari-jari harus menyatu – tidak terbuka pada celah antar jari. Jempol harus menyentuh wilayah chakra dahi dengan lembut. Telapak tangan ditempelkan secara lembut dengan sedikit ruang diantara keduanya. Bila seeker sudah mencapai tingkat kesadaran spiritual diatas 50%, telapak tidak harus menyisakan rongga diantara keduanya. Cara berdoa yang baik – penuh emosi spiritual Gambar dimensi spiritual tak kasat mata berikut menunjukkan apa yang terjadi ketika seseorang pada tingkat spiritual 50% berdoa dengan emosi spiritual. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah bahwa orang-orang di sekitarnya juga memperoleh manfaat dari Kesadaran Tuhan yang diakses oleh orang tersebut. Lihat bagian gambar yang menunjukkan 5% dari frekuensi Kesadaran Tuhan Chaitanya dipancarkan ke luar tubuh Ini sebabnya mengapa cukup sering diamati bahwa ketika seorang pencari Tuhan berdoa dengan emosi spiritual, emosi spiritual pada orang lain di sekitarnya juga ikut terbangkitkan. Apakah setiap kali berdoa kita harus melakukan cara berdoa yang baik dan benar tersebut? Jika seseorang berada pada tingkat kesadaran spiritual yang lebih tinggi di atas 50%, frekuensi ke-Tuhan-an halus tak kasat mata mulai langsung diterima melalui Brahmārandhra bukaan atas dalam sistem tenaga dalam spiritual, berlokasi di atas mahkota kepala, pada tubuh halus manusia itu sendiri. Brahmārandhra itu adalah bukaan halus tak kasat mata di atas chakra ubun-ubun Sahasrār-chakra berdasarkan ilmu spiritual KunឍalinÄ«yoga yang memiliki akses ke Pikiran dan Kecerdasan Semesta Alam. Bukaan halus ini tertutup pada orang dengan tingkat spiritual yang lebih rendah. Faktor utama yang membantu pembukaan Brahmārandhra adalah tingkat ego yang lebih rendah. Ketika kita berada dalam tahap pertumbuhan spiritual ini, kebutuhan untuk postur tangan berdoa mudrā seperti yang dijelaskan di atas terus semakin berkurang. Namun, jika seseorang dengan tingkat kesadaran spiritual di antara 50% sampai 80% melengkapi doanya dengan postur tangan berdoa mudrā yang disarankan, maka dia mendapat manfaat dari tambahan Kesadaran Tuhan. Manfaat tambahan ini 30% lebih banyak untuk seseorang pada tingkat kesadaran spiritual 50% dan manfaat itu menjadi semakin berkurang secara proporsional dengan meningkatnya tingkat kesadaran spiritual. Karena kebanyakan orang tidak memiliki tingkat kesadaran spiritual yang tinggi, mereka tidak dapat menerima Frekuensi ke-Tuhan-an melalui Brahmārandhra. Namun, kebanyakan orang tingkat kesadaran spiritual 30-60% tetap sanggup menerima frekuensi-frekuensi halus melalui ujung jari mereka meskipun dalam tingkat yang jauh lebih rendah, karena ujung-ujung jari kita sangat sensitif untuk menerima atau mengirimkan energi halus. Bagi orang-orang pada tingkat ini, yang terbaik adalah jika mereka menggunakan postur tangan berdoa mudrā yang di sarankan di atas untuk berdoa. Jika semua faktor-faktor lainnya dianggap sama, dengan berdoa menggunakan mudrā yang direkomendasikan, seseorang akan menambah 20% pada efektivitas doa mereka dibandingkan dengan tidak menggunakan mudrā ini. Perbandingan efektivitas dari posisi-posisi tangan berdoa Kita terpengaruh oleh berbagai gerakan-gerakan tangan ketika berdoa. Ketika melakukan penelitian spiritual mengenai berbagai postur tangan mudrās terkait dengan berdoa, berikut ini adalah temuan kami dalam hal kemanjurannya Kemanjuran dari berbagai jenis posisi tangan berdoa Posisi tangan berdoa Komparasi manfaat spiritual1 Tingkatan dari energi2 positif yang dapat diakses Kwantitas dari energi3 positif yang dapat diakses Gangguan dari energi negatif4 8% Lebih tinggi 30% 2% 4% Sedang 10% 4% 2% Lebih rendah 5% 5% 2% Lebih rendah 5% 5% Catatan-catatan 100% adalah mendapatkan manfaat spiritual penuh, yang mana akan menghasilkan kesadaran sempurna akan Tuhan YME. Tingkat dari prinsip manifestasi dewa-dewi, mis. dewa-dewi tingkat tinggi, menengah atau rendah. Persentase dari prinsip dewa-dewi yang dapat diakses. Ini menunjukkan peluang energi negatif mengganggu doa untuk mengurangi iman sang pencari Tuhan. Energi negatif mengganggu doa sehingga tidak terjawab, dan menurunkan iman orang yang berdoa. Cobalah lakukan eksperimen halus ini sendiri, dimana anda mengucapkan doa yang sama menggunakan setiap mudrās di atas secara terpisah. Dalam beberapa kasus, orang saling berpegangan tangan ketika berdoa. Ini juga merupakan praktik spiritual yang tidak benar karena jika orang di samping kita dipengaruhi oleh energi negatif/hantu, akan lebih besar kemungkinan energi hitam itu dapat mengalir kepada kita. Lihat di artikel Seberapa banyak dari populasi dunia yang dipengaruhi oleh energi negatif/hantu?’ 6. Ringkasan poin-poin penting cara berdoa yang baik dan benar Tingkat spiritual seseorang umumnya mendefinisikan apakah orang tersebut berdoa untuk pertumbuhan spiritual atau untuk keuntungan duniawi. Tergantung pada jenis doanya, dewa-dewi dengan tingkat yang lebih tinggi atau tingkat yang lebih rendah akan menjawab doa seseorang. Emosi spiritual bhav dengan mana seseorang berdoa memiliki dampak positif pada efektivitas terkabulnya doa orang tersebut. Tergantung pada posisi tangan berdoa mudrā digunakan, manfaat yang didapatkan seseorang melalui doa dapat bervariasi. Semua hal lain dianggap sama, dengan menggunakan postur berdoa mudrā yang direkomendasikan dapat membantu meningkatkan efektivitas terkabulnya doa seseorang hingga 20%. Doa yang diutarakan oleh orang-orang dengan tingkat kesadaran spiritual rendah untuk hal-hal yang mempengaruhi masyarakat luas, seperti perdamaian dunia atau pengurangan dampak pemanasan global, tidak memiliki pengaruh nyata. Ketika seseorang menghaturkan rasa syukur bersamaan dengan doa, itu membantu untuk meningkatkan efektivitas terkabulnya doa orang tersebut. Sungguhsangat menyedihkan orang yang seperti itu. “Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia. Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak.” (Amsal 26:4-5) Ayat firman Tuhan di atas terlihat paradoks. Gadget, health, education, otomotifI. Pengertian DoaKamus Besar Bahasa Indonesia memberikan definisi doa sebagai permohonan harapan, permintaan, pujian kepada Sedangkan berdoa artinya adalah mengucapkan memanjatkan doa kepada Berarti doa adalah suatu permohonan yang ditujukan kepada Allah yang di dalamnya ada pujian, harapan, dan Murray menulis, “DOA adalah salah satu sarana dan salah satu hasil persatuan dengan Kristus. Sebagai sarana itu sangat penting. Semua hal tentang iman, permohonan, keinginan atau kerinduan setelah penyerahan yang lebih penuh, pengakuan kekurangan dan dosa, di mana jiwa melepaskan diri dan melekat pada Kristus, ditemukan dalam doa.” Jadi doa adalah persekutuan pribadi yang erat dengan Tuhan dan memperluas kerajaan Allah di dalam dunia ini. Persekutuan itu bukan sekedar mistik tanpa kata. Doa adalah percakapan sekaligus perjumpaan dengan DOA BAGI ORANG KRISTEN Simon Chan menyatakan, “Doa adalah tanda kehidupan iman.” Seluruh kehidupan orang Kristen dapat digambarkan sebagai kehidupan doa.” Dalam institutio, John Calvin menyatakan bahwa,“doa adalah suatu penghubung antara manusia dengan Allah. Meskipun Allah telah memberikan janji-Nya, namun Ia menghendaki agar umat-Nya meminta di dalam doa.” Selain itu, doa juga menjelaskan betapa lemah umat-Nya dalam menghadapi kehidupan, sehingga mereka perlu terus menerus memohon pertolongan-Nya. Karena itu, sudah semestinya setiap orang percaya senantiasa berdoa karena itulah yang dikehendaki oleh Tuhan Lukas 181; 1Tesalonika 517;Efesus 618. Doa bukanlah aturan atau juga kewajiban yang Tuhan bebankan kepada orang percaya melainkan kehendak atau keinginan Tuhan. Jika doa merupakan aturan yang harus dilakukan setiap orang percaya maka orang percaya berdosa jika tidak berdoa. Mengabaikan doa adalah kebodohan besar yang bisa dilakukan orang Kristen. Hal ini bukanlah soal dosa atau bukan, tapi merupakan kerugian besar karena berkat rohani yang Tuhan sediakan kepada orang yang berdoa sangatlah besar. Bounds menyatakan “Doa adalah kekuatan mengagumkan yang ditempatkan oleh Tuhan yang Mahabesar di tangan orang-orang kudus-Nya, yang digunakan untuk mencapai tujuan besar dan meraih hasil-hasil yang tak biasa. Doa menjangkau segalanya, menyentuh semua hal besar dan kecil yang Tuhan janjikan bagi anak lain dari mengapa orang Kristen harus berdoa adalah, karena adanya kebutuhan Yakobus 42. Alasan ini bukanlah yang terutama. Namun demikian, Tuhan memperbolehkan orang percaya untuk meminta atau memohon sesuatu berkaitan dengan kebutuhannya dalam doa. Orang percaya tidak harus malu meminta sesuatu kepada Tuhan melalui doa, asalkan permintaan itu bukan untuk memenuhi kepuasannya. Dengan berdoa menunjukkan ketidakberdayaan dan kebergantungan pada kuasa Tuhan. Ketika orang percaya berdoa dengan sungguh-sungguh, hatinya sedang mengharapkan belas kasih Allah. Doa yang sejati hanya mungkin dipanjatkan oleh setiap orang yang mengakui ketidakmampuan dirinya dan kesanggupan Allah dalam memberkatinya. Dengan berdoa, orang percaya membangun komunikasi dengan Tuhan, sehingga akan semakin mengenal Tuhan, semakin bersandar pada-Nya dan semakin bergantung pada pengenalan akan Tuhan melibatkan pemahaman akan kebenaran Alkitab, oleh karena itu doa tidak boleh dipisahkan dengan kebenaran Alkitab. Karena sebagaimana komunikasi menjadi efektif jika berjalan dua arah, maka Tuhan berbicara melalui FirmanNya, sementara orang percaya berbicara kepada Tuhan melalui doa. Sebagai pengikut Kristus atau murid Kristus, orang percaya menjadi sasaran atau target utama Iblis. Setan akan melakukan segala macam cara untuk menghancurkan orang percaya tanpa ampun. Itu sebabnya, Tuhan sangat menginginkan agar orang percaya berdoa demi kebaikannya, agar terhindar dari jerat iblis 1 Petrus 58, Lukas 2231-32, Efesus 612-13, 18. Firman Tuhan dalam Yesaya 556 menyatakan, "Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!".Tuhan Yesus juga mengajarkan lewat sebuah perumpamaan supaya murid-murid-Nya tidak jemu- jemu berdoa. Lukas 181. 1 Tesalonika 517 berkata, "Tetaplah berdoa." Yohanes 1415. Jadi, mengapa orang percaya harus berdoa karena Firman Allah yang memerintahkan untuk berdoa. Doa adalah perintah Allah dan disertai janji Allah. Allah yang memerintahkan untuk berdoa adalah Allah yang berjanji akan mengabulkan doa dan permohonan yang disampaikan kepada-Nya. Mazmur 50 15 “Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan,Aku akan meluputkan engkau,dan engkau akan memuliakan Aku”. Dalam Matius 77-8 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah,maka pintu akan dibukakan kepadamu. Karena setiap orang yang meminta, menerima,dan setiap orang yang mencari, mendapat,dan setiap orang yang mengetok,baginya pintu Untuk Berdoa Alkitab tidak saja mengajarkan agar umat Tuhan bertekun di dalam doa, tetapi juga memerintahkan supaya mereka melakukannya “di dalam Roh Kudus.” Misalnya, perintah ini sangat jelas di dalam surat Paulus kepada jemaat Tuhan di Efesus. Ia mengatakan “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh Kudus” Efesus 618.Kata “setiap waktu” Yunani pantote memiliki kesetaraan dengan kata “terus menerus” atau “selalu” Yunani adialeptos di dalam 1 Tesalonika 5 hal ini Leon Morris menjelaskan “Doa dilakukan “setiap waktu” dan “di dalam Roh Kudus.” Rasul Paulus tidak memandang doa sebagai tindakan yang dilakukan sesekali, tetapi tindakan yang dilakukan secara terus menerus. Tidak ada waktu di mana doa tidak pantas bagi orang percaya”. Dengan kata lain, pemakaian kata “setiap waktu” menegaskan bahwa berdoa dilakukan secara tekun atau terus menerus. Matthew Henry menyatakan, “Kasih yang Tuhan berikan kepada kita semestinya membuat kita berikan kembali kepada-Nya dengan sukacita. Jadi, kita harus terus berdoa, dan melihat dengan seluruh ketekunan. Mengetahui bahwa Tuhan menyukai ketekunan kita, seharusnya mendorong kita untuk tekun dalam berdoa.” Namun demikian doa siapa yang didengar Tuhan? Dalam Alkitab, ditulis bahwa 1. Tuhan mendengar doa orang benar Ayat-ayat yang tercatan dalam Yakobus 516, Mazmur 3416,18. Amsal 1529, ini tidak mengatakan bahwa seseorang harus menjadi benar dulu dalam perbuatan atau kelakuan kemudian Tuhan mendengar doa. Orang benar dalam ayat ini menunjuk pada identitas seseorang di dalam Kristus. Ketika orang berdoa menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka secara otomatis Allah membenarkan orang tersebut. Orang itu terhitung benar karena imannya di dalam Yesus. Jadi, secara posisi atau kedudukan, orang berdosa yang bertobat adalah orang benar atau orang kudus. Bila yang Tuhan maksudkan, orang benar itu adalah orang yang berhasil hidup benar, maka doa-doa yang dinaikkan kemungkinan besar sulit dijawab karena untuk menjadi benar dalam karakter sungguh-sungguh sulit dan hal tersebut terjadi melalui proses. 2. Tuhan mendengar doa orang yang taat kepada firman Allah Ketaatan adalah bukti bahwa seseorang sungguh mengasihi Tuhan. Ketidaktaatan adalah sikap pemberontakan yang dibenci Tuhan. Tuhan mendengar doa orang yang bersedia taat pada kebenaran Alkitab, dengan kata lain ketidaktaatan adalah penghalang doa dijawab. Yohanes 157. Arti kata taat adalah senantiasa tunduk kepada Tuhan, pemerintah yang ada di dunia adalah bagian atau bukti dari iman. Bisa saja ketaatan didasarkan atas motivasi tertentu, tetapi tidak ada cara lain untuk mewujudkan iman kecuali dengan ketaatan. Alkitab menjelaskan orang yang hidup dalam ketaatan sebagai wujud iman mereka. Mereka sedia membayar harga untuk sebuah ketaatan, seperti Abraham, Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Namun pada sisi lain, Alkitab juga berbicara tentang ketidaktaatan dan akibatnya, seperti Saul, Yunus dan banyak raja-raja Israel. Seringkali manusia tidak menyadari dan berusaha menghindari harga yang harus dibayar untuk semua ketaatan, padahal ia harus membayar harga yang jauh lebih mahal resiko untuk sebuah ketidaktaatan. I Petrus 118-19 menjelaskan bahwa setiap orang percaya ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Anak Domba Allah Yesus untuk membayar harga dosa karena ketidaktaatan. III. Syarat-Syarat Bagi Doa Yang Dikabulkan Oleh Tuhan Adapun syarat bagi doa yang dikabulkan oleh Tuhan adalah berdoa dengan iman Ibrani 116., memiliki hati yang bersih Mazmur 6619, kudus dalam kehidupan sehari-hari 2 Tawarikh 714., berdoa menurut kehendak Allah. 1 Yohanes 514-15, tinggal tetap di dalam Kristus Yohanes 157, benar di hadapan Allah “TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya” Amsal 1529 dan juga Yakobus 516b. Penghalang sehingga doa tidak didengar dan dijawab oleh Allah adalah karena dosa dan kejahatan atau kefasikan dan kejahatan manusia menjadi tembok pemisah diantaramanusia dengan Allah. Dosa dan kejahatan yang menyebabkan Allah tidak menjawab dan mengabulkan doa Yesaya 591- 3. Torrey menyatakan, “Dosa merupakan hal yang mengerikan, dan salah satu hal paling mengerikan darinya adalah menghalangi doa, caranya memutuskan hubungan kita dengan Sumber segala rahmat, kekuatan dan berkat.” Firman Allah menyatakan dosa adalah pelanggaran hukum Allah. Dan semua kejahatan adalah dosa. Jadi kalau tidak melakukan dan menaati melanggar segala perintah-Nya dan melakukan apa yang tidak berkenan kepada-Nya, berarti dosa dan melakukan kejahatan. “Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.”1 Yohanes 34. “Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut”. 1 Yohanes 517. Ada juga beberapa contoh mengapa doa yang tidak dijawab Tuhan Doa yang goyah Yakobus 1 6-7; Doa pamer Matius 6 5; Doa berulang dan bertele-tele Matius 6 7; Doa egois Yakobus 4 3; Doa yang salah arah 1 Raja-raja 18 26-29 dan Doa tanpa Iman Matius 17 19-20. IV. Sikap Berdoa Bagaimanakah orang Kristen seharusnya berdoa? Apakah ada waktu dan cara atau ritual tertentu seperti yang dilakukan oleh agama lain? Setiap orang yang percaya dan mempercayakan hidupnya kepada Tuhan tentu akan berdoa karena ia tahu tanpa Tuhan, ia bukanlah siapa-siapaSalah satu keunikan lagi dari John Calvin ketika berbicara mengenai berdoa, bahwa Calvin mengajukan empat peraturan dan atau syarat dalam berdoa. Keempat peraturan ini diberikan supaya orang percaya memiliki suatu sikap yang berdoa yang baik. Keempat syarat itu, yaitu pertama dengan mengatakan bahwa doa yang dipanjatkan haruslah di dalam suatu sikap hormat kepada Allah dengan sepenuh hati. Di dalamnya Calvin mengajak orang percaya untuk datang dengan penuh persiapan yang sepatutnya untuk berdoa supaya nanti datang tidak melantur dan supaya benar-benar dalam hati. Oleh sebab itu, Calvin mengatakan bahwa ketika datang berdoa, jangan biarkan lidah itu mendahului hati sehingga menghasilkan kata-kata yang kosong. Karena itu, Calvin mengajak untuk “mengatur pikiran dan hati supaya layak melakukan percakapan dengan Allah.” Serta merangkai kata dengan “cermat dan sepatutnya.” kedua sebagai kerinduan dan kebutuhan yang disampaikan dengan tulus. Karena itu, Calvin menentang orang-orang yang berdoa selalu diulang-ulang, yang semakin menunjukkan betapa ketidak tulusan dalam berdoa atau ketidak sungguhan berdoa. Artinya, di dalam berdoa, orang percaya sudah seharusnya memiliki ketulusan di hadapan Allah termasuk dalam memohon pengampunan, sudah sepatutnya orang percaya datang berdoa dengan keinginan yang tulus dan penuh rasa penyesalan kepada ketiga yang Calvin ajukan adalah adanya Kerendahan hati dan pertobatan. Di dalamnya, orang percaya ketika datang ke hadapan Allah benar-benar meninggalkan segala keyakinan akan kemuliaannya sendiri dan bahwa menganggap dirinya penting. Sama seperti yang pernah diungkapkan di atas, bahwa dengan sikap kerendahan hati ini, orang percaya dalam berdoa diajarkan untuk menundukkan diri kepada Allah seutuhnya dan menggantungkan diri kepada Allah. Karena itu selalu datang kepada Allah dengan sikap rendah hati bahwa diri ini tidak dapat melakukan apa-apa dan bahwa diri ini hanya seorang peminta-minta kepada yang berdiri di hadapan Allah untuk berdoa 
 harus meninggalkan segala pikiran tentang kemuliaan diri sendiri. Hal ini seperti diajarkan oleh Tuhan Yesus yang berdoa dengan menyatakan, ”jadilah kehendak-Mu.” Salah satu tujuan doa adalah membawa hati untuk percaya ada kebijaksanaan-Nya, bukan kebijaksanaan diri sendiri. keempat Calvin mengajukan bahwa doa itu harus penuh dengan pengharapan dan keyakinan yang tak menegaskan hal ini dengan mengungkapkan bahwa doa yang diperkenan Allah adalah itu semata-mata adalah doa yang didasarkan pada keyakinan pengharapan yang tak tergoyahkan... ”Cara yang pantas untuk berdoa itu mencurahkan hati kepada Allah, jujur dan terbuka dengan Allah, karena Dia mengenal lebih dari manusia mengenal dirinya sendiri. Bawa permohonan doa kepada Allah dengan mengingat bahwa Allah mengetahui apa yang terbaik. Ia tidak akan mengabulkan permohonan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Ungkapkan kasih, rasa terima kasih dan penyembahan kepada Allah dalam doa tanpa kuatir mengenai mengucapkan kata-kata yang tepat. Allah lebih tertarik dengan isi hati daripada kelancaran kata-kata yang puitis. Yang paling dekat sebagai “pola” doa dalam Alkitab itu Doa Bapa Kami dalam Matius 69- 13 tercakup di dalamnya penyembahan, percaya kepada Allah, permintaan, pengakuan dosa, dan penaklukan diri. Calvin berpendapat, Allah dapat mendengar dan menjawab segala doa dari siapapun, bahkan dari orang-orang yang tidak berdoa dengan iman kepada Yesus. Allah kerap mendengar dan menjawab seruan orang-orang miskin yang teraniaya bahkan ketika mmereka sedang berdoa kepada sebentuk illah palsu. Ini dapat terjadi karena Allah adalah Allah yang penuh anugerah. Berdoa “di dalam nama Yesus” diajarkan dalam Yohanes 1413-14, “Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." Berdoa “di dalam nama Yesus” berarti berdoa dengan otoritas Yesus dan minta kepada Allah Bapa untuk menjawab doa orang percaya karena ia menghadap Bapa dalam nama anak-Nya, Yesus Kristus. Berdoa “di dalam nama Yesus” artinya datang kepada Allah dalam doa secara sadar percaya kepada Kristus untuk keselamatan dan penerimaan Allah terhadap manusia yang berdosa. Berdoa “di dalam nama Yesus” berarti sesuai dengan kehendak Allah dan berdoa untuk hal-hal yang menghormati dan memuliakan Yesus. V. Isi Doa Di dalam 1 Timotius 21 ditulis, “Pertama-tama aku menasihatkan Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang” dan kemudian dilanjutkan dengan lebih spesifik pada ayat ke 2, “untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.” Hal ini berkenan kepada Allah, Juruselamat kita ayat 3, “Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita” yang memiliki tujuan kekal yaitu, “yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” ayat 4.Alkitab mencatat mengenai siapa saja yang perlu didoakan oleh orang percaya. 1. Yang terhilang Roma 10 1; Matius 9 36-38 2. Para Penguasa 1 Timotius 2 2; 1 Petrus 2 13-17 3. Orang sakit Yakobus 5 13-15; Kisah Para Rasul 28 8 4. Musuh-musuh kita Matius 5 43-48 Lukas 6 27-28; Roma 12 20-21 5. Orang Kristen Efesus 116; 618; 2 Timotius 1 3; Kolose 1 3; 1 Korintus 1 4; 1 Tesalonika 1 2 6. Proklamator Injil 2 Tesalonika 3 1-2; Kolose 4 2-4; Kisah Para Rasul 429; 12 5; 13 3 7. Contoh Yesus berdoa tertulis dalam Yohanes 17 yang pertama, ayat 1-5, Berdoalah untuk diri sendiri...Yesus lakukan "Muliakanlah Aku sekarang, Bapa". Kedua, Berdoalah untuk diselamatkan ayat 6-19 "Yang telah Engkau berikan kepadaku" dan ketiga, Berdoalah untuk yang terhilang ayat 20-26 "agar dunia percaya". Allah pasti dan selalu menjawab doa orang percaya. Jawaban doa yang Allah berikan ada 3 yaitu ya, tunggu dan tidak. VI. KesimpulanDoa merupakan tindakan menggerakkan tangan Tuhan untuk mengerjakan mujizat. Benteng-benteng iblis akan dihancurleburkan lewat doadoa yang dinaikkan. Iblis akan sangat gemetar dan ketakutan jika ada orangorang yang berdoa kepada Tuhan. Sekalipun doa itu dinaikkan oleh anak-anak Tuhan yang paling lemah. Sebab pada saat orang percaya berlutut dan berdoa, iamemiliki kuasa untuk menyerang iblis dan menghancurkan bentengbentengnya. Itu sebabnya orang percaya menjadi ancaman yang serius bagi kerajaan bukan untuk memaksakan kehendak manusia kepada Tuhan. Tuhan Yesus dalam Matius 77 mengatakan, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Tetapi ayat itu tidak terhenti sampai di situ. Pada ayat 11 Tuhan Yesus juga mengatakan, "Bapamu yang di sorga akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta-Nya." Yang baik tidak selalu itu yang diminta oleh orang percaya, dan yang diminta belum tentu itu yang baik. Jadi memang tidak selalu doa orang percaya dikabulkan. Dalam Alkitab juga ada beberapa doa yang tidak terkabul. Tuhan telah menawarkan untuk memberikan jawaban doa bagi anakanakNya mereka yang telah menerima-Nya dan mengikuti-Nya. Dia meminta anak-anaknya untuk menyerahkan setiap masalah, kekuatiran kepadaNya didalam doa dan Dia akan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya. Ketika berada dalam kesulitan dan menyerahkan semuanya kepada-Nya maka akan menerima damai sejahtera dari-Nya sekalipun keadaan tidak mendukung. Dasar dari pengharapan pada-Nya adalah iman atas karakter Tuhan itu sendiri. Semakin orang percaya mengenal-Nya, semakin mudah untuk mempercayaiNya dan semakin yakin serta rindu untuk bersekutu dengan-Nya. BACA JUGA TEOLOGI DOA DAN BERDOA UNSUR , PENTINGNYA DAN HASIL DOADoa seringkali tidak melepaskan orang percaya dari masalah, tetapi doa dapat memberi kekuatan untuk menghadapi masalah itu. Paulus tetap harus hidup dengan penyakit dan kelemahan fisiknya, tetapi ia mampu menjalaninya dengan tegar, tidak tenggelam atau hanyut dalam keputusasaan. Tuhan Yesus tetap harus melewati jalan perderitaan, via dolorosa, tetapi berkat doa Dia dapat melaluinya dengan hati teguh dan dalam penyerahan diri kepada Allah Bapa-Nya di sorga. Doa adalah perintah Allah dan disertai janji Allah. Allah yang memerintahkan untuk berdoa adalah Allah yang berjanji akan mengabulkan doa dan permohonan setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam doa. Seperti yang tertulis dalam Mazmur 5015, "Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan,Aku akan meluputkan engkau,dan engkau akan memuliakan Aku" juga dalam Matius 77-8, "Mintalah,maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat;ketoklah,maka pintu akan dibukakan kepadamu. Karena setiap orang yang meminta, menerima,dan setiap orang yang mencari, mendapat,dan setiap orang yang mengetok,baginya pintu dibukakan." Allah menginginkan agar setiap umat-Nya berdoa dan hal ini pun diajarkan oleh Tuhan Yesus telah mengajarkan kepada para murid-Nya agar mereka berbicara kepada Bapa di surga saat mereka berdoa. Berdoa ialah berbicara dengan Bapa yang di surga. Ini merupakan persekutuan dengan Allah. "Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu" Yakobus 48a. Tuhan sangat senang saat anak-Nya berbicara dengan Dia dalam doa. Inilah alasan utama mengapa orang percaya harus berdoa yaitu karena Allah menginginkan orang percaya untuk berdoaBACA JUGA DOA SYARAT-SYARAT, MACAM-MACAM DAN SIKAP TUHANSetiap orang percaya dituntut untuk berdoa untuk melewati perjalanan kehidupan rohaninya. Yesus berkata bahwa orang percaya dapat meminta kepada Bapa Surgawi segala sesuatu yang butuhkan, termasuk pada saat di mana ia dicobai oleh Iblis dan jatuh ke dalam dosa, maka ia harus berdoa dan meminta Tuhan agar melepaskannya dari pencobaan tersebut. Jika orang percaya jatuh dalam dosa, maka ia hanya bisa diampuni jika ia mau mengakui dosa kepada Tuhan lewat doa. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." 1 Yohanes 19. Allah turut campur tangan dalam mengatasi persoalan atau mewujudkan impian atau keinginan orang percaya. Tanpa Allah tidak mungkin keinginan dan rencana manusia dapat tercapai. Amsal 1921 mengatakan, “Banyaklah rencangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.” Ini menunjukan bawa manusia tidak berkuasa untuk mencapai apa yang diingini. Dalam Amsal 163 dikatakan, “Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu.” Jelas sekali hubungan kedua ayat ini. Rancangan manusia tanpa diserahkan kepada Tuhan tidak akan terlaksana. Apapun itu keinginan hati kita,dapat diuatarakan kepada Allah di dalam doa-doa dan pasrahkan semuanya dalam tangan kuasa Allah, maka Tuhan akan ORANG KRISTEN ARTI, WAKTU, SYARAT, SIKAP DAN ISI Jadi saat Tuhan Yesus memperingatkan supaya kita jangan berdoa seperti orang munafik, artinya jangan berdoa hanya sebagai akting, hanya pura-pura. Jangan berdoa sambil menyembunyikan motivasi-motivasi lain, yang disebut di ayat 5 sebagai tindakan supaya dilihat orang. Sementara untuk kata “ bertele-tele “, KBBI mengartikannya, “ bercakap

Pertanyaan JawabanPerintah Paulus dalam 1 Tesalonika 517 untuk “Tetaplah berdoa” bisa membingungkan. Jelas ini tidak berarti bahwa kita harus terus menerus tunduk kepala, mata tertutup sepanjang hari. Paulus bukan merujuk pada sikap tidak berhenti bicara, namun pada sikap kesadaran akan Allah dan penyerahan total kepada Allah setiap saat. Setiap waktu hidup kita dihidupi dalam kesadaran bahwa Allah beserta dengan kita dan bahwa Dia terlibat secara aktif dalam pikiran dan perbuatan kita. Ketika pikiran kita beralih kepada kekuatiran, ketakutan, kekecewaan dan kemarahan, kita secara sadar dan dengan cepat bisa mengalihkan setiap pikiran itu kepada doa dan setiap doa kepada ucapan syukur. Dalam suratnya kepada orang-orang Filipi, Paulus memerintahkan kita untuk jangan kuatir “tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” Filipi 46. Dia mengajar orang-percaya di Kolose untuk “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur” Kolose 42. Paulus menasihati orang-percaya Efesus memandang doa sebagai senjata dalam peperangan rohani Efesus 618. Saat kita melewati hari, doa harus menjadi respon pertama pada setiap situasi yang menakutkan, setiap pkiran yang mencemaskan, dan setiap pekerjaan yang tidak kita sukai yang diperintahkan Allah. Kurang berdoa mengakibatkan kita bergantung pada diri sendiri dan bukannya bergantung pada anugerah Allah. Tetap berdoa itu pada dasarnya mengenai terus menerus bersandar dan bersekutu dengan Bapa. Bagi orang-orang Kristen, doa itu harus seperti bernafas. Anda tidak harus berpikir untuk bernafas karena atmosfir menekan paru-paru Anda dan pada hakikatnya memaksa Anda untuk bernafas. Itu sebabnya lebih sulit untuk menahan nafas daripada bernafas. Demikian pula, ketika kita lahir kembali dalam keluarga Allah, kita masuk dalam atmosfir rohani di mana kehadiran dan anugerah Allah memberi tekanan. Sebagai orang-percaya, kita telah memasuki atmosfir ilahi untuk bernafas udara doa. Sayangnya, banyak orang-percaya yang menahan “nafas rohani” mereka untuk kurun waktu yang lama, menganggap momen yang singkat dengan Allah sudah cukup bagi mereka bertahan hidup. Namun, membatasi masukan rohani demikian disebabkan oleh keinginan-keinginan dosa. Yang benar, setiap orang-percaya harus terus menerus berada di hadapan Allah, terus menerus bernafas dalam kebenaran-Nya, supaya dapat berfungsi secara penuh. Lebih mudah bagi orang Kristen untuk merasa aman dengan beranggapan bahwa Allah akan menunjukkan anugerah-Nya – dan bukannya bergantung pada anugerah-Nya. Terlalu banyak orang-percaya yang menjadi puas dengan berkat-berkat fisik dan tidak punya keinginan untuk berkat-berkat rohani. Ketika acara, cara dan uang bisa memberi hasil yang mengesankan, ada kecenderungan untuk menyalahartikan keberhasilan manusia dengan berkat ilahi. Ketika hal itu terjadi, kerinduan yang membara kepada Allah dan pertolongan-Nya tidak lagi ada. Doa yang berkesinambungan, terus menerus dan tanpa berhenti itu harusnya menjadi bagian penting dari kehidupan orang Kristen; mengalir keluar dari kerendahan hati dan ketergantungan kepada Allah. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apa artinya tetap berdoa?

Banyakorang, bahkan yang ateis, sering berdoa. Tapi, apa tujuannya? Menurut sebuah survei, setengah dari warga Prancis kadang-kadang berdoa atau bermeditasi ”supaya hati lebih tenang”. Namun doa mereka bukanlah suatu bentuk ibadat. Seperti orang Eropa pada umumnya, mereka hanya ingin mendapatkan ”ketenangan batin yang dihasilkan oleh doa”.
Ilustrasi Cara Berdoa yang Benar Menurut Alkitab Foto UnsplashBagi umat Kristen dan Katolik, doa merupakan napas hidup. Doa menjadi sarana berkomunikasi antara manusia dengan Tuhan Yesus Kristus. Menaikkan doa artinya menempatkan diri di hadapan Allah dan mengaku diri sebagai makhluk penjelasan dari Buku Pintar Doa Kristen, doa dalam pengertian sederhana adalah melakukan komunikasi dengan Allah. Sedangkan dalam pengertian luas, doa berarti berseru dan mencari keberadaan Allah. Sebagaimana dikatakan dalam injil Yesaya 26 ayat 16 “Ya TUHAN, dalam kesesakan mereka mencari Engkau; ketika hajaran-Mu menimpa mereka, mereka mengeluh dalam doa.” Yes 2616Doa tidak boleh dinaikkan dengan sembarangan. Doa harus dipanjatkan dengan cara yang benar, seperti yang diajarkan dalam Alkitab agar berkenan di hadapan Tuhan Yesus Kristus. Bagaimana cara berdoa yang benar? Simak pembahasannya dalam artikel Cara Berdoa yang Benar Menurut Alkitab Foto UnsplashCara Berdoa yang Benar Menurut Alkitab1. Memandang Allah Sebagai BapaDoa bukanlah sesuatu yang formil. Oleh karena itu, umat tidak perlu menggunakan bahasa yang formal. Ketika menaikkan doa, umat dapat berkomunikasi dengan Tuhan layaknya berbincang dengan bapa secara Membersihkan Hati dari KedengkianSebelum berdoa, umat Nasrani harus membersihkan hati dari kedengkian. Renungkan kesalahan dan mintalah pengampunan kepada Tuhan Yesus Kristus. Seperti dikatakan dalam 1 Timotius 28 yang berbunyi“Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.”Doa yang benar harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, takut akan Tuhan, dan penuh hormat kepada Tuhan Yesus Kristus. Doa juga tidak boleh dipermainkan.“asal saja kamu takut akan TUHAN, beribadah kepada-Nya, mendengarkan firman-Nya dan tidak menentang titah TUHAN, dan baik kamu, maupun raja yang akan memerintah kamu itu mengikuti TUHAN, Allahmu!” 1 Samuel 1214Tuhan Yesus Kristus mengajarkan murid-murid-Nya untuk mengampuni orang lain terlebih dahulu sebelum memanjatkan doa kepada Tuhan. Seperti yang dikatakan dalam Alkitab, tepatnya injil Markus 1125, yaitu“Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.”Ilustrasi Cara Berdoa yang Benar Menurut Alkitab Foto UnsplashAlkitab menyebutkan bahwa umat Kristen tidak boleh pamer dalam berdoa layaknya orang munafik yang haus akan pujian. Sebaiknya, berdoalah di tempat tersembunyi dengan bersungguh-sungguh.“Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.” Matius 65Mengutip buku You Ask Bible Answers karangan Sudiyono dan Ruth Puweni 2021, doa tidak boleh dilakukan dengan bertele-tele. Doa bertele-tele adalah berdoa dengan panjang lebar, suka mengulang-ngulang, berputar-putar, dan tidak fokus dengan berdoa, umat tidak perlu mengulang perkatannya karena Tuhan Sudah mengetahui segala sesuatu yang kita minta kepada-Nya sebelum kita mengucapkannya.“Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.” Matius 78Apa yang Dimaksud dengan Doa?Bagaimana Sikap yang Baik dan Benar Ketika Berdoa?Apa Artinya Berdoa yang Bertele-tele?
SIKAPHIDUP ORANG KRISTEN. Matius 7:1-12. Menarik untuk diperhatikan bahwa khotbah di bukit ini merupakan rangkaian khotbah yang sangat terstruktur. Di pasal 5 dan 6, Yesus berbicara mengenai diri pribadi atau jati diri orang Kristen, bagaimana orang Kristen harus memiliki watak seperti Kristus. Yesus menetapkan standar karakter yang tinggi
Oleh Saudara Zhang Liang Tahukah Anda cara berdoa orang Kristen yang benar? Tahukah Anda bagaimana berdoa dengan hati Anda agar didengar oleh Tuhan? Apakah doa Anda sejalan dengan kehendak Tuhan? Beberapa saudara-saudari belajar dari beberapa contoh doa orang Kristen; beberapa mempelajari cara doa orang Kristen. Teks berikut ini akan memberi tahu Anda tiga prinsip, dan membantu Anda memahami bagaimana seharusnya orang Kristen berdoa sehingga Tuhan akan mendengar. Isi 1. Dalam Doa, Apakah Engkau Berbicara kepada Tuhan Secara Terbuka, Memercayakan kepada-Nya Pikiran-Pikiranmu yang Sebenarnya? 2. Apakah Engkau Berdoa untuk Menerapkan Firman Tuhan dan Meraih Pertumbuhan dalam hidupmu? 3. Apakah Engkau Berdoa untuk Mencari Pemahaman atas Kehendak Tuhan dan untuk Menjadi Kesaksian bagi-Nya? 1. Dalam Doa, Apakah Engkau Berbicara kepada Tuhan Secara Terbuka, Memercayakan kepada-Nya Pikiran-Pikiranmu yang Sebenarnya? Sering kali, kita memperhatikan hal-hal detail seperti panjangnya doa atau kata-kata kita, atau bahkan kita berusaha menunjukkan tekad kita kepada Tuhan melalui kata-kata yang terdengar menyenangkan, tetapi kita jarang benar-benar membuka hati kita kepada Tuhan. Contohnya, kita biasa mengatakan "Tuhan, aku akan mengasihi-Mu, mengorbankan diriku bagi-Mu, dan seberapa pun besarnya bahaya atau kesulitan yang kualami, aku tidak akan menyerah. Aku akan mengikuti-Mu sepanjang umur hidupku!" Atau, "Tuhan, firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku, aku akan menaati firman-Mu dalam segala hal yang kulakukan, dan memenuhi kehendak-Mu!" Namun, ketika dihadapkan pada kesukaran dan kemunduran, atau ketika berbagai kesulitan muncul di rumah, kita sering tidak dapat menerapkan firman Tuhan dan kita tidak punya keinginan untuk memenuhi keinginan-Nya. Kita bahkan salah memahami Tuhan, mengeluh tentang Tuhan, kehilangan motivasi, juga mengkhianati dan berjalan menjauh dari-Nya. Bahwa kita berperilaku seperti ini dalam situasi-situasi praktis membuktikan kurangnya ketulusan dalam doa kita kepada Tuhan, sebaliknya doa kita hanyalah membual dan melontarkan kata-kata kosong yang terdengar indah dalam upaya untuk menyenangkan Tuhan. Doa kita juga bertujuan membuat orang lain mengagumi kita, membuat Tuhan dan orang-orang melihat bahwa kita mengasihi Tuhan dan setia kepada-Nya, tetapi pada kenyataannya, doa kita dipenuhi dengan kemunafikan dan tipu daya. Pada dasarnya, semua itu adalah upaya untuk membodohi dan menipu Tuhan. Bagaimana mungkin kita berharap Tuhan mendengar doa-doa semacam ini? Yesus pernah menyampaikan perumpamaan ini "Dua orang pergi ke bait suci untuk berdoa; yang satu orang Farisi, dan yang lainnya pemungut cukai. Orang Farisi berdiri dan berdoa demikian dengan dirinya sendiri, 'Tuhan, aku berterima kasih, bahwa aku tidak seperti orang lain, pemeras, tidak adil, pezina, atau bahkan seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan perpuluhan dari semua yang kumiliki.' Dan pemungut cukai itu, sambil berdiri jauh-jauh, tidak mau mengangkat matanya menatap surga, tetapi memukul dadanya, berkata, 'Tuhan, kasihanilah aku orang berdosa.' Aku berkata kepadamu, orang ini dan seisi rumahnya dibenarkan daripada yang satunya karena setiap orang yang meninggikan dirinya akan direndahkan; dan yang merendahkan dirinya akan ditinggikan" Lukas 1810-14. Tidaklah sulit untuk melihat bahwa orang Farisi itu berdoa dengan cara yang sombong, tampaknya ia tidak menyadari dosa-dosanya sendiri, ia memamerkan diri sendiri atas dasar perbuatan baiknya yang penuh kepura-puraan. Dia dengan mementingkan dirinya sendiri memamerkan kesetiaannya kepada Tuhan, mengatakan hal-hal yang kedengarannya indah kepada Tuhan, memamerkan dirinya di hadapan Tuhan sambil meremehkan si pemungut cukai pemungut pajak. Doa yang munafik seperti itu tidak akan pernah bisa dipuji oleh Tuhan. Doa pemungut cukai itu tulus, secara terbuka mengakui dosa-dosanya kepada Tuhan, mengakui bahwa dia seorang berdosa, dan mengungkapkan penyesalannya. Dia juga menunjukkan kesediaannya untuk bertobat kepada Tuhan, dan memohon belas kasihan Tuhan. Melihat ketulusan dalam doanya, Yesus memuji doa pemungut cukai itu. Perumpamaan Yesus memberi tahu kita bahwa Tuhan membenci penggunaan kata-kata yang kosong dan menyombongkan diri, atau kata-kata yang mengenakkan telinga untuk menjilat Tuhan atau menipu-Nya. Tuhan ingin agar kita mengungkapkan hati kita yang sejujurnya dan menyampaikan pikiran kita yang sebenarnya, mengucapkan kebenaran, berkomunikasi dengan Tuhan dengan tulus. Tuhan Yesus berkata, "Ketika penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran karena Bapa mencari penyembah yang seperti itu. Tuhan adalah Roh dan mereka yang menyembah Dia harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran" Yohanes 423-24. Dan bagian lain dari firman Tuhan adalah "Standar terendah yang Tuhan tuntut dari manusia adalah mereka dapat membuka hati mereka kepada-Nya. Jika manusia memberikan isi hatinya yang sesungguhnya kepada Tuhan dan mengatakan yang sebenarnya ada dalam hatinya kepada Tuhan, Tuhan bersedia bekerja di dalam diri manusia; Tuhan tidak menginginkan hati manusia yang bengkok, melainkan hati yang murni dan tulus. Jika manusia tidak sungguh-sungguh menyampaikan isi hatinya kepada Tuhan, Tuhan tidak menjamah hati manusia, atau bekerja di dalam dirinya. Dengan demikian, hal yang paling penting dalam berdoa adalah mengucapkan isi hatimu yang tulus kepada Tuhan, memberi tahu Tuhan tentang kelemahan atau watak pemberontakmu dan sepenuhnya membuka dirimu kepada Tuhan. Hanya setelah itu Tuhan akan tertarik pada doa-doamu; jika tidak, Tuhan akan menyembunyikan muka-Nya darimu" "Tentang Penerapan Doa". Dari sini kita dapat melihat bahwa kita harus terbuka dan tulus kepada Tuhan, memberitahukan kepada-Nya pikiran kita yang terdalam dan kebenarannya, katakan kepada Tuhan tentang keadaan dan masalah kita yang sebenarnya, dan carilah bimbingan Tuhan. Hanya dengan demikian Tuhan akan mendengar doa-doa kita. Ketika kita berdoa, kita dapat mengatakan kepada Tuhan tentang kesulitan dan penderitaan yang kita hadapi dalam hidup kita, dan mencari kehendak Tuhan. Atau kita dapat datang di hadapan Tuhan dan membuka diri kepada-Nya tentang pelanggaran kita atau kerusakan apa pun yang telah kita ungkapkan setiap hari. Seperti inilah berdialog secara tulus dengan Tuhan dalam segala hal. Seperti ketika kita sering merasa tergila-gila dengan dunia ini dan ingin mengikuti tren masyarakat, terobsesi dengan kesenangan duniawi, dan kita tidak bisa membuat pikiran kita tenang di hadapan Tuhan, kita dapat berdoa kepada Tuhan "Tuhan! Aku mendapati bahwa aku tidak mengasihi kebenaran di dalam hatiku, tetapi selalu memikirkan dunia yang memesona di luar sana. Bahkan ketika berada dalam kebaktian, dalam doa, atau membaca firman-Mu, aku tidak dapat menenangkan pikiranku. Aku ingin meninggalkan daging, tetapi aku merasa tidak berdaya untuk melakukannya. Tuhan! Kumohon Roh-Mu menggerakkan hatiku yang mati rasa ini, memberiku iman dan kekuatan untuk mengatasi godaan Iblis dan membuat hatiku tenang di hadapan-Mu." Setelah beberapa kali berdoa dengan tulus seperti ini, Roh Kudus akan membimbing dan menuntun kita untuk melihat bahwa mengikuti tren sosial akan membuat kita hidup dalam dosa dan menjadi semakin jauh dari Tuhan. Roh Kudus juga akan menyentuh kita, dan memberi kita hati yang penuh kasih akan kebenaran. Kita kemudian akan dapat meninggalkan daging dengan cara-cara yang nyata, dan mengatasi godaan dan rayuan Iblis—ini adalah hasil yang dapat kita capai dengan berbicara dari hati dalam doa kepada Tuhan. Namun, jika kita tidak membuka hati kita kepada Tuhan dalam doa, sebaliknya berusaha untuk menjilat Tuhan dan menipu-Nya dengan menggunakan kata-kata yang mengenakkan telinga, Tuhan tidak akan mendengar doa kita dan tidak akan menyentuh hati kita. Kita tidak akan mampu membedakan atau mengatasi godaan Iblis dan mau tidak mau akan mengikuti tren yang jahat, semakin menjauh dari Tuhan dan dirugikan oleh Iblis. Karena itu, jika kita ingin doa kita didengar oleh Tuhan, kita harus terbuka dan jujur di hadapan-Nya. Inilah langkah pertama yang harus kita lakukan. 2. Apakah Engkau Berdoa untuk Menerapkan Firman Tuhan dan Meraih Pertumbuhan dalam hidupmu? Setelah dirusak Iblis, kita dipenuhi watak rusak yang jahat seperti Iblis; kita egois, serakah, bengkok, menipu, dan hanya memikirkan kepentingan kita sendiri. Dalam semua hal, kita menempatkan keuntungan pribadi di atas segalanya dan bahkan dalam iman, kita menginginkan kasih karunia dan berkat yang semakin banyak dari Tuhan. Sebagian besar saudara-saudari percaya bahwa karena kita percaya kepada Tuhan, Dia akan memberkati dan memberi kepada kita kasih karunia, dan apa pun yang kita minta dari-Nya, Dia akan menyediakannya. Kita sering memohon dan berdoa kepada Tuhan untuk manfaat ragawi seperti sembuh dari penyakit, memberi kita kedamaian di rumah, atau mengizinkan anak-anak kita mendapatkan pekerjaan yang baik. Ketika kita menikmati kasih karunia-Nya, kita dengan sangat gembira memuji-Nya, tetapi ketika Dia tidak menjawab doa-doa kita seperti yang kita inginkan, kita mengeluh tentang Dia. Pernahkah engkau memikirkan apakah terus-menerus berdoa kepada Tuhan untuk kepentingan daging kita sendiri adalah persekutuan yang benar dengan Tuhan, apakah itu adalah ibadah kita yang sejati kepada-Nya? Jawabannya adalah tidak. Doa-doa semacam ini hanyalah upaya untuk mendapatkan berkat dari Tuhan; doa-doa ini menuntut berbagai hal dari-Nya dan berusaha agar Dia bertindak sesuai dengan kehendak kita sendiri. Itu tidak memperlakukan Dia sebagai Tuhan. Doa-doa semacam ini hanya dapat membangkitkan kemarahan Tuhan, dan Dia tidak mendengarnya. Sebagai orang Kristen, kita tidak seharusnya hanya mencari berkat bagi daging kita atau berupaya agar Tuhan melimpahkan lebih banyak kasih karunia dan berkat bagi kita. Itu karena hal-hal ini hanya memungkinkan kita menikmati keberuntungan duniawi yang sekilas, tetapi tidak membantu kita bertumbuh sedikit pun dalam kehidupan. Doa-doa itu juga tidak dapat membantu kita mencapai ketaatan yang sejati maupun sikap yang takut akan Tuhan. Doa dan permohonan kita haruslah lebih berfokus pada pemahaman kita akan kebenaran, bagaimana menerapkan firman Tuhan, dan bertumbuh dalam kehidupan kita. Hanya doa semacam ini yang sejalan dengan kehendak Tuhan. Tuhan Yesus berkata, "Dan janganlah mencari apa yang akan engkau makan, atau apa yang akan engkau minum, dan hendaklah engkau tidak bimbang. Sebab semua hal ini dikejar oleh bangsa-bangsa di dunia dan Bapamu tahu bahwa engkau membutuhkan hal-hal ini. Namun, carilah kerajaan Tuhan; dan semua hal ini akan ditambahkan kepadamu" Lukas 1229–31. "Rohlah yang menghidupkan; daging tidak menghasilkan apa-apa segala perkataan yang Aku katakan kepadamu adalah roh dan kehidupan" Yohanes 663. Kehendak Tuhan adalah agar kita menerapkan dan menghidupi firman-Nya, dan melalui firman-Nya memperoleh kebenaran dan kehidupan sehingga kita dapat mencapai keselarasan dengan Tuhan dan pada akhirnya dapat masuk ke dalam kerajaan-Nya. Oleh karena itu, doa kita harus dipusatkan di seputar bagaimana menerapkan dan mengalami firman-Nya; dengan cara ini, Dia akan menuntun kita dalam menjalani pekerjaan-Nya, kita akan terus memahami semakin banyak kebenaran, dan kita akan dapat menghidupi firman Tuhan. Pikirkan bagaimana kita semua sering berdusta dan melakukan hal-hal yang menipu demi melindungi reputasi, status, kekayaan, atau kepentingan kita sendiri. Kita tahu betul bahwa semua ini adalah dosa, tetapi kita tidak dapat menghentikan diri kita untuk berbuat dosa. Bahkan seandainya kita tidak berdusta dengan kata-kata kita, di dalam hati, kita memperhitungkan apa yang harus dikatakan untuk melindungi nama baik, keuntungan, dan kedudukan kita sendiri, dan apa yang harus kita lakukan agar kepentingan kita tidak dikorbankan. Ketika kita menyadari bahwa kita memiliki dorongan untuk berdusta atau melakukan sesuatu yang tidak jujur, kita harus menghadap Tuhan dan berdoa, "Ya Tuhan! Aku telah melihat bahwa aku tidak mampu mencapai kesederhanaan dan kejujuran seorang anak, melainkan tetap tidak dapat menghentikan diri dari berdusta atau menipu. Jika aku terus seperti ini, Engkau pasti akan membenciku. Tuhan! Aku benar-benar membutuhkan keselamatan-Mu—kumohon Engkau menuntunku untuk menjadi seorang yang jujur, dan jika aku berdusta atau menipu lagi, kumohon Engkau mendisiplinkan diriku." Setelah mempersembahkan doa seperti ini, ketika kita sekali lagi memiliki keinginan untuk berbohong demi kepentingan kita sendiri, kita akan merasakan teguran Roh Kudus di dalam diri kita. Kita akan menyadari dengan jelas bahwa Tuhan menuntut kita untuk menjadi orang yang jujur, dan Dia bersukacita dan memberkati orang-orang yang jujur. Kita tidak boleh berdusta demi menegakkan kepentingan kita sendiri, karena itu menjijikkan bagi Tuhan. Setelah kita menyadari semua ini, kita akan dapat meninggalkan motif licik dari hati kita, mencari kebenaran dari kenyataan, dan berbicara jujur. Dengan selalu melakukan seperti ini, sebelum mengetahuinya, dusta kita akan semakin berkurang, dan kita akan bisa masuk ke dalam realitas kebenaran dalam menjadi orang yang jujur, selangkah demi selangkah. Ini adalah buah dari doa untuk pertumbuhan dalam kehidupan. Tuhan Yesus berkata "Dan Aku berkata kepadamu Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Siapa yang mencari akan mendapat, siapa yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan" Lukas 119-10. Jelas, asalkan kita berdoa kepada Tuhan untuk memahami kebenaran dan kemampuan untuk menerapkan firman Tuhan, dan kita memperlakukan jalan masuk ke dalam kebenaran dengan sangat serius, Tuhan akan membimbing kita untuk memahami kebenaran dan masuk ke dalam realitas kebenaran, dan kita akan mampu bertumbuh dalam kehidupan rohani kita sedikit demi sedikit. 3. Apakah Engkau Berdoa untuk Mencari Pemahaman atas Kehendak Tuhan dan untuk Menjadi Kesaksian bagi-Nya? Dalam hidup, terkadang kita menghadapi masalah yang tidak sejalan dengan gagasan kita, seperti masalah di tempat kerja atau di rumah, atau kita bahkan mungkin dihadapkan dengan semacam bencana. Ketika hal-hal ini terjadi, kebanyakan dari kita meminta Tuhan untuk mengambil lingkungan yang tidak menyenangkan ini dan memberi kita damai sejahtera dan kebahagiaan. Meskipun kita bekerja keras atau bahkan melepaskan relasi dan pekerjaan kita untuk melayani Tuhan, jika kita menemukan sesuatu seperti penyakit parah, kita tidak dapat menenangkan diri dan mencari kehendak Tuhan, dan berdoa agar kita dapat memberikan kesaksian dan memuaskan Tuhan. Sebaliknya, kita berdoa kepada Tuhan, memohon kepada-Nya agar menyembuhkan penyakit kita agar kita dapat terbebas dari siksaan penyakit sesegera mungkin. Ketika Tuhan mengabulkan permintaan kita, kita berterima kasih dan memuji-Nya, tetapi ketika Dia tidak membuat kita sehat, kita berkecil hati dan kecewa terhadap Tuhan; kita hidup dalam kenegatifan, mengeluh tentang Dia dan kita bahkan memiliki dorongan untuk tidak lagi melakukan upaya apa pun bagi-Nya. Kita dapat melihat dari sini bahwa kita terlalu terpikat pada kepentingan daging kita sendiri; di dalam hati, kita tidak mencintai atau ingin memuaskan Tuhan. Kita sering membuat permintaan yang tidak masuk akal dalam doa-doa kita, mengajukan tuntutan kepada-Nya dengan cara yang mementingkan diri sendiri dan tercela agar Dia melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita sama sekali tidak menyembah Sang Pencipta dari kedudukan yang sepantasnya sebagai makhluk ciptaan. Mengapa Tuhan mau mengindahkan doa seperti itu? Lalu bagaimana kita harus berdoa agar sejalan dengan kehendak Tuhan? Firman-Nya mengarahkan kita ke jalan itu "Ketika engkau menghadapi kesulitan, bergegaslah berdoa kepada Tuhan 'Ya, Tuhan! Aku ingin memuaskan-Mu, aku ingin menanggung kesusahan ini sampai akhir untuk memuaskan hati-Mu, dan betapa pun besarnya rintangan yang aku hadapi, aku harus tetap memuaskan-Mu. Sekalipun aku harus menyerahkan seluruh hidupku, aku harus tetap memuaskan-Mu!' Dengan tekad ini, tatkala berdoa seperti ini, engkau akan dapat berdiri teguh dalam kesaksianmu" "Hanya Mengasihi Tuhan-lah yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan". "Engkau merana di dalam, dan penderitaanmu telah mencapai titik tertentu, tetapi engkau tetap bersedia datang di hadapan Tuhan dan berdoa, mengucapkan 'Ya, Tuhan! Aku tidak dapat meninggalkan Engkau. Walaupun ada kegelapan dalam diriku, aku ingin memuaskan Engkau; Engkau menyelami hatiku, dan aku ingin Engkau menanamkan lebih banyak kasih-Mu dalam diriku'" "Hanya dengan Mengalami Pemurnian Manusia Dapat Sungguh-Sungguh Mengasihi Tuhan". Ketika kesulitan menimpa, kita harus mencari kehendak Tuhan dan berdoa agar kita dapat menjadi kesaksian dan memuaskan Tuhan. Kita juga harus memiliki tekad untuk mengasihi dan memuaskan Tuhan, dan bersedia menanggung penderitaan fisik jika itu berarti menjadi kesaksian bagi Tuhan daripada berdoa demi kepentingan kita sendiri. Hanya doa semacam inilah yang sejalan dengan kehendak Tuhan, dan ini juga berarti memiliki jenis hati nurani dan akal sehat yang seharusnya kita miliki sebagai makhluk ciptaan. Sebagai contoh, Ayub kehilangan semua harta benda dan anak-anaknya melalui ujian yang ia hadapi dan dia sendiri menderita bisul dari kepala sampai ujung kaki; dia menderita rasa sakit emosional dan fisik yang luar biasa. Namun dia tidak mengeluh kepada Tuhan tentang mengapa Tuhan membiarkannya mengalami semua ini, dia juga tidak meminta Tuhan untuk menghilangkan penderitaannya. Sebaliknya, dia terlebih dahulu tunduk dan berdoa untuk mencari kehendak Tuhan. Dia menyadari bahwa semua yang dimilikinya tidak diperoleh melalui kerja kerasnya sendiri, tetapi telah dianugerahkan kepadanya oleh Tuhan; apakah Tuhan memberi atau mengambil, sebagai makhluk ciptaan kita tentu saja harus tunduk pada aturan dan pengaturan Tuhan. Kita tidak boleh memiliki tuntutan apa pun terhadap Tuhan, atau keluhan apa pun. Inilah akal sehat yang seharusnya kita miliki sebagai manusia. Ayub berkata "Dengan telanjang aku keluar dari rahim ibuku, dengan telanjang aku juga akan kembali ke situ Yahweh yang memberi, Yahweh juga yang mengambil; terpujilah nama Yahweh" Ayub 121 Ayub akhirnya menjadi kesaksian yang kuat bagi Tuhan dengan mengandalkan sikap hormatnya, ketaatannya, dan imannya kepada Tuhan. Kita harus belajar dari teladan Ayub dan ketika menjumpai sesuatu yang tidak sesuai dengan gagasan kita, terlebih dahulu kita harus menenangkan diri di hadapan Tuhan dan bergegas berdoa untuk mencari kehendak Tuhan, dan berdoa agar kita dapat memberi kesaksian dan memuaskan Tuhan. Inilah aspek paling penting dalam penerapan kita. Dengan cara ini, Tuhan dapat membimbing kita; Dia dapat memberi kita iman dan kekuatan untuk membantu kita melalui segala rintangan yang mungkin kita hadapi, agar kita dapat berdiri teguh dalam kesaksian kita di tengah berbagai ujian. Inilah tiga prinsip doa yang harus dipahami oleh orang Kristen yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Dengan menguasai tiga prinsip ini, doa-doa kita selalu didengar Tuhan dan kita semakin dekat kepada Tuhan. Syukur kepada Tuhan atas pencerahan-Nya. Jika Anda memiliki pertanyaan atau kesulitan dalam iman Anda, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui WhatsApp atau Messenger. Kami ada di sini untuk Anda. Anda juga dapat mengunduh dan menginstal aplikasi Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, di mana Anda dapat menemukan berbagai jenis buku, artikel, lagu-lagu pujian, dan karya film secara gratis. Dengan kontennya yang beraneka ragam, aplikasi Gereja Tuhan Yang Mahakuasa akan membantu membimbing Anda untuk mengikuti jejak langkah Anak Domba dan menikmati makanan dari air kehidupan. Menjadiseorang gembala adalah salah satu hal terbesar sepanjang masa karena Tuhan kita mengasihi banyak orang dan melihat mereka sebagai domba yang membutuhkan perhatian dan arahan. Menjadi seorang gembala adalah pekerjaan yang sangat besar. Itulah sebabnya tugas ini diberikan kepada rasul Petrus, kepala gereja. Doa adalah persekutuan dengan Tuhan, bercakap-cakap atau berkomunikasi dengan Tuhan. Doa merupakan berkat dan hak istimewa yang Tuhan anugerahkan kepada kita orang yang percaya. Saat kita berdoa, kita menundukkan hati kita, memusatkan pikiran kita, dan kita berserah penuh pada belas kasih Tuhan. Dalam doa kita memuji kebesaran dan keagungan Tuhan. Dalam doa kita mengaku semua kesalahan dan dosa kita, dan dalam doa kita menaikan permohonan atau permintaan kepada Tuhan. Dan dalam doa kita tidak boleh lupa mengucap syukur kepada Tuhan. Alkitab penuh dengan fakta bahwa betapa doa itu penting, berkuasa dan efektif. Musa berdoa, dan laut Tiberau terbelah berdoa, hujan tidak turun selama 3 setengah tahun lamanya. Dan masih banya mujizat-mijizat yang terjadi dalam Alkita dikarenakan doa. Mengapa Kita Harus Berdoa? Tuhan menghendaki agar kita berdoa Efs 618, Luk 181. Doa bukanlah aturan atau juga kewajiban yang Tuhan bebankan kepada kita, melainkan merupakan kehendak dan keinginan Tuhan agar kita berdoa. Jika doa merupakan aturan yang harus dilakukan setiap orang percaya maka kita berdosa jika kita tidak berdoa. Mengabaikan doa adalah kebodohan besar yang bias dilakukan orang Kristen. Hal ini bukanlah soal dosa atau bukan, tapi merupakan kerugian besar karena berkat rohani yang Tuhan sediakan kepada orang yang berdoa sangatlah besar. Agar kita semakin mengenal Allah. Kita akan mengenal seseorang ketika kita berkomunikasi dengannya. Sama halnya dengan doa, sebagai sarana kita membangun komunikasi dengan Tuhan, kita akan semakin mengenal Tuhan, semakin bersandar pada-Nya dan semakin bergantung pada Tuhan. Tentu pengenalan akan Tuhan melibatkan pemahaman akan kebenaran Alkitab, maka dari itu doa tidak boleh dipisahkan dengan kebenaran Alkitab. Mengapa?Komunikasi harus berjalan dua arah. Tuhan berbicara kepada kita melalui Firman-Nya, sementara kita berbicara kepada Tuhan melalui doa. Karena Iblis sedang berusaha menghancurkan orang percaya 1 Petrus 58, Lukas 2231-32, Efes 612-13, 18. Sejak kita menjadi Kristen atau murid Kristus, kita menjadi sasaran atau target utama Iblis. Setan akan melakukan segala macam cara untuk menghancurkan kita tanpa ampun. Itu sebabnya, Tuhan sangat menginginkan kita berdoa demi kebaikan kita, agar kita terhindar dari jerat iblis. Karena adanya kebutuhan Alasan ini bukanlah yang terutama. Namun demikian, Tuhan memperbolehkan kepada kita untuk meminta atau memohon sesuatu berkaitan dengan kebutuhan kita dalam doa. Kita tidak harus malu meminta sesuatu kepada Tuhan melalui doa, asalkan permintaan kita itu bukan untuk kepuasan kita. Yang harus kita ingat baik-baik adalah ada tidaknya kebutuhan, kita harus berdoa. Berdoa menunjukkan ketidakberdayaan kita dan kebergantungan kita pada kuasa Tuhan Ketika kita berdoa dengan sungguh-sungguh, hati kita sedang mengharapkan belas kasih Allah. Doa yang sejati hanya mungkin dipanjatkan oleh setiap orang yang mengakui ketidakmampuan dirinya dan kesanggupan Allah dalam memberkatinya. Doa siapa yang didengar Tuhan? Tuhan mendengar doa orang benar Yak 516, Maz 3416, 1529. Banyak orang salah mengerti ayat ini. Ayat ini tidak mengatakan bahwa kita harus menjadi benar dulu dalam perbuatan atau kelakuan kita baru Tuhan mendengar doa kita. Orang benar dalam ayat ini menunjuk pada identitas seseorang di dalam Kristus. Ketika orang berdoa menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka secara otomatis Allah membenarkan orang itu terhitung benar karena imannya didalam Yesus. Jadi, secara posisi atau kedudukan, orang berdosa yang bertobat adalah orang benar atau orang kudus. Bila yang dimaksudkan Tuhan bahwa orang benar itu adalah orang yang berhasil hidup benar, maka doa-doa kita kemungkinan besar sulit dijawab karena untuk menjadi benar dalam karakter sungguh-sungguh sulit dan hal tersebut terjadi melalui proses. Tuhan mendengar doa orang yang taat kepada firman Allah Yoh 157. Ketaatan adalah bukti kita mengasihi adalah sikap pembrontakan yang dibenci Tuhan. Tuhan mendengar doa orang yang bersedia taat pada kebenaran Alkitab, dengan kata lain ketidaktaatan adalah penghalang doa dijawab. Tidak ada gunanya kita memanjatkan doa apabila kita tidak patuh pada firman-Nya. Seorang teolog berkata, “bagi Tuhan satu ketaatan lebih berharga dibandingkan dengan satu ton doa.” Kedengarannya berlebihan, tetapi ada benarnya. Bukan pula berarti ketika kita gagal menaati Firman Tuhan, kita tidak ada gunanya berdoa. Kita harus terus berdoa, sambil belajar taat pada firman-Nya. Bounds, Power Through Prayer David Jeremiah, The Answer Gloria Philip Yancey, Doa BPK Gunung Mulia Tonny Evans, Penuntun kepada keberhasilan rohani Interaksara
\n apa arti orang berdoa menjadi orang benar
CPEoqXG.
  • fx3tpfb3yo.pages.dev/363
  • fx3tpfb3yo.pages.dev/334
  • fx3tpfb3yo.pages.dev/276
  • fx3tpfb3yo.pages.dev/468
  • fx3tpfb3yo.pages.dev/397
  • fx3tpfb3yo.pages.dev/296
  • fx3tpfb3yo.pages.dev/535
  • fx3tpfb3yo.pages.dev/314
  • apa arti orang berdoa menjadi orang benar